Beberapa Klasifikasi Jenis Apartemen seperti
dibawah ini :
Apartemen Berdasarkan
Sistem Kepemilikan. Klasifikasi apartemen berdasarkan pada sistem kepemilikan (Chiara ,1986) yaitu :
•Apartemen Sewa. Apartemen sewa merupakan apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama yang membangun dan membiayai operasi serta perawatan bangunan, kemudian penghuni membayar uang sewa dengan harga dan jangka waktu tertentu.
•Apartemen Beli.
Apartemen yang dimiliki oleh perorangan atau suatu badan usaha bersama dengan
unit-unit apartemen yang dijual kepada masyarakat dengan harga dan jangka
waktu tertentu. Kepemilikannya lagi dapat dibedakan lagi sebagai berikut :
⇒Apartemen milik bersama
(cooperative) Apartemen yang dimiliki bersama oleh penghuni yang ada. Tanggung
jawab pengembangan gedung menjadi tanggung jawab semua penghuni yang
ditangani oleh koperasi. Penghuni memiliki saham sesuai dengan unit yang
ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat menjual sahamnya kepada koperasi
atau calon penghuni baru dengan persetujuan koperasi. Biaya operasional dan
pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.
⇒Apartemen milik perseorangan
(condominium) Apartemen yang unit-unit huniannya dapat dibeli dan dimiliki oleh
penghuni. Penghuni wajib membayar pelayanan apartemen yang mereka gunakan
kepada pihak pengelola.
Apartemen Berdasarkan
Tipe Pengelolaannya. Berdasarkan tipe pengelolaannya, terdapat tiga jenis
apartemen (Akmal, 2007), yaitu:
•Serviced Apartemen.
Apartemen yang dikelola secara
menyeluruh oleh manajemen tertentu, biasanya menyerupai cara pengelolaan sebuah
hotel, yaitu penghuni mendapatkan pelayanan ala hotel bintang lima, misalnya
unit berperabotan lengkap, housekeeping , layanan kamar, laundry , business
centre.
•Apartemen
Perseorangan (Condominium). Apartemen ini biasanya apartemen yang mewah.
Apartemen tersebut dapat dimiliki menjadi milik perseorangan. Biaya perawatan
dan pelayanan dibayarkan kepada pengelola apartemen.
•Apartemen Milik
Bersama (Cooperative). Tipe apartemen ini biasanya dimiliki oleh semua
penghuni yang ada di dalam apartemen tersebut. Sehingga mulai dari perawatan, tanggung
jawab dan pelayanan semua menjadi tanggung jawab dari penghuni yang tinggal di
dalam apartemen tersebut.
Apartemen Berdasarkan
Penghuni. Berdasarkan Penghuninya, tipe apartemen dapat dibagi menjadi
empat (Savitri dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007),
yaitu:
•Apartemen Keluarga.
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya.
Bahkan tidak jarang orang tua dari ayah atau ibu tinggal bersama. Terdiri dari
dua hingga empat kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak
selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia
luar.
•Apartemen
Lajang/Mahasiswa. Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum
menikah dan biasanya tinggal bersama teman mereka. Mereka menggunakan apartemen
sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain di luar jam kerja.
•Apartemen
Pebisnis/Ekspatrial. Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk
bekerja karena mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar apartemen ini.
Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga memberi kemudahan bagi
pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya.
•Apartemen Manula.
Apartemen ini merupakan suatu hal yang
baru di Indonesia dan belum ada perwujudan dalam perancangannya, meskipun sudah
menjadi sebuah kebutuhan. Di luar negeri seperti Amerika, China, Jepang, dan
lain-lain telah banyak dijumpai apartemen untuk hunian manusia usia lanjut.
Apartemen manula ini merupakan fasilitas hunian bersama yang terintegrasi
dengan beragam aktifitas yang telah disesuaikan dengan kebutuhan manula,
fasilitas komersil yang menunjang kebutuhan dan aktifitas penghuni, serta taman
publik manula yang memungkinkan penghuni tetap dapat berinteraksi dengan
masyarakat luar.
Apartemen Berdasarkan Golongan Ekonomi.
Ada tiga macam apartemen berdasarkan golongan ekonomi
penghuninya yaitu (Paul Samuel, 1967 : 42-43)
:
•Apartemen golongan
bawah. Biasa disebut Rumah Susun.
•Apartemen golongan
menengah. Biasa disebut Apartemen.
•Apartemen golongan
menengah ke atas/apartemen mewah. Biasa disebut Kondominium.
Perbedaan antara ketiga jenis apartemen tersebut terletak pada ukuran ruang pada masing-masing unit hunian dan juga fasilitas yang disediakan. Semakin tinggi kelas Apartemen berdasarkan tingkat golongan ekonomi, maka, semakin besar ukuran unit hunian, semakin lengkap fasilitas yang disediakan, dan juga semakin mahal pula harga unit hunian yang ditawarkan. Semakin luas unit hunian yang dimiliki maka penghuni mampu memiliki fasilitas yang lebih dan dapat dikatakan memiliki golongan ekonomi yang lebih tinggi.
Apartemen Berdasarkan Kelengkapan Interior.
•Apartemen Unfurnished. Kosong tanpa furniture.
•Apartemen Semi furnished. Beberapa furniture utama sudah ada.
•Apartemen Full furnished. Furniture sudah lengkap.
Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan.
Ada beberapa macam apartemen berdasarkan ketinggian bangunan (Paul Samuel, 1967 : 44-47) :
Perbedaan antara ketiga jenis apartemen tersebut terletak pada ukuran ruang pada masing-masing unit hunian dan juga fasilitas yang disediakan. Semakin tinggi kelas Apartemen berdasarkan tingkat golongan ekonomi, maka, semakin besar ukuran unit hunian, semakin lengkap fasilitas yang disediakan, dan juga semakin mahal pula harga unit hunian yang ditawarkan. Semakin luas unit hunian yang dimiliki maka penghuni mampu memiliki fasilitas yang lebih dan dapat dikatakan memiliki golongan ekonomi yang lebih tinggi.
Apartemen Berdasarkan Kelengkapan Interior.
•Apartemen Unfurnished. Kosong tanpa furniture.
•Apartemen Semi furnished. Beberapa furniture utama sudah ada.
•Apartemen Full furnished. Furniture sudah lengkap.
Apartemen Berdasarkan Ketinggian Bangunan.
Ada beberapa macam apartemen berdasarkan ketinggian bangunan (Paul Samuel, 1967 : 44-47) :
•Apartemen Low-rise.
Apartemen ini biasanya memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Jenis Apartemen
ini dapat terbagi lagi menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut:
a.Garden Apartement, memiliki ciri-ciri:
⇒Ketinggian bangunan antara 2-3
lantai
⇒Tiap unit hunian memiliki teras
dan balkon tersendiri
⇒Umumnya terdapat pada daerah
pinggiran kota dengan kepadatan penduduk rendah (maksimal 30 keluarga per hektar)
⇒Memiliki banyak ruang terbuka
hijau dan tempat parkir yang dekat dengan bangunan
⇒Antara massa bangunan satu dengan
bangunan lain terdapat ruang terbuka pemisah yang cukup luas
b.Row House, townhouse, atau maisonette, memiliki ciri-ciri
⇒Ketinggian bangunan antara 1-2
lantai
⇒Antara massa bangunan satu dengan
bangunan lainnya saling berdempetan atau bahkan saling berbagi dinding pembatas
yang sama
⇒Ruang terbuka yang ada hanya
berupa halaman depan dan halaman belakang yang sempit pada setiap massa
bangunan
⇒Umumnya dibangun pada daerah
dengan kepadatan sedang (antara 35-50 unit per hektar)
•Apartemen Mid-rise.
Ciri-ciri utama apartemen tipe Mid-rise ini yaitu memiliki
ketinggian antara 4-8 lantai
•Apartemen High-rise.
Apartemen tipe High-rise ini memiliki ketinggian di atas 8 (delapan) lantai.
Umumnya apartemen ini merupakan apartemen untuk golongan menengah ke atas
karena biasanya dibangun di daerah yang memiliki keterbatasan lahan dan harga
lahan yang mahal, serta biaya konstruksi bangunannya pun juga cukup mahal.
Lokasi apartemen ini seringkali ditemukan di daerah perkotaan dan cukup dekat
dengan pusat bisnis. Pada dasarnya para pembeli/penyewa apartemen ini bertujuan
mendapatkan pemandangan lingkungan sekitar tanpa terhalang bangunan lain.
Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Horizontal.
Sirkulasi horisontal pada apartemen yaitu berupa koridor.
Berdasarkan sirkulasi horisontalnya, apartemen dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
•Single-loaded
corridor apartment
⇒Open corridor apartment . Koridor
tipe ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap ruang luar berupa dinding
atau railing yang ketinggiannya tidak lebih dari 1-1,5 meter.
⇒Closed corridor apartment . Koridor
bersifat tertutup oleh dinding, kadang memiliki bukaan berupa jendela ataupun
jalusi, atau bahkan tidak memiliki bukaan sama sekali.
•Double-loaded
corridor apartment. Koridor tipe ini dikelilingi oleh unit-unit hunian
sehingga seringkali terletak di tengah-tengah bangunan (central corridor)
Apartemen Berdasarkan
Sirkulasi Vertikal. Berdasarkan sirkulasi vertikal, apartemen ini dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu (Lynch, 1984 : 280-281) :
•Walk-up Apartment
Apartemen tipe ini memiliki sistem vertikal utama
berupa tangga. Ketinggian bangunan apartemen ini maksimal hanya empat lantai.
Apartemen ini dirancang dengan koridor seminimal mungkin. Kebanyakan unit
hunian terletak dekat dengan tangga sirkulasi. Apartemen jenis ini dapat dibagi
lagi menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya, yaitu:
⇒Core-type walk up apartment .
Tangga sirkulasi (stair core) pada apartemen tipe ini dikelilingi oleh
unit-unit hunian. Berdasarkan jumlah unit hunian yang mengelilinginya,
apartemen ini dapat terbagi lagi menjadi tiga tipe, yaitu:
−Duplex : tangga sirkulasi pada
apartemen ini dikelilingi dua unit hunian
−Triplex : tangga sirkulasi
pada apartemen ini dikelilingi tiga unit hunian
−Quadruplex : tangga
sirkulasi pada apartemen ini dikelilingi empat unit hunian
⇒Corridor-type walk up apartment. Tangga
sirkulasi (stair core) pada apartemen tipe ini terletak di ujung koridor.
Dengan menggunakan sirkulasi tipe ini maka dapat memperbanyak jumlah unit pada
satu lantai.
• Elevator
Apartment
Apartemen tipe ini memiliki sistem vertikal utama
berupa lift dan memiliki sirkulasi vertikal sekunder barupa tangga, yang
biasanya juga merupakan tangga darurat. Pada umumnya apartemen ini dilengkapi
dengan lobby atau ruang tunggu lift.
Ketinggian bangunan apartemen ini biasanya lebih dari enam
lantai. Ada dua macam sistem lift yang dapat digunakan pada apartemen tipe ini,
yaitu:
⇒Lift yang digunakan dapat berhenti
di setiap lantai bangunan
⇒Lift yang digunakan hanya dapat
berhenti di lantai-lantai tertentu pada bangunan (Skip-floor elevator system).
Pada umumnya sistem ini digunakan pada apartemen dengan
sistem penyusunan lantai tipe Duplex.
Sistem ini memiliki kelebihan, antara lain, dapat mengurangi
koridor publik dan memperluas ukuran unit pada hunian yang tidak disediakan
sirkulasi lift. Ada pula kelemahannya, yaitu perlu disediakan tangga tambahan
pada setiap unit hunian.
Semoga bermanfaat...